Rabu, 20 Oktober 2010
di
00.24
|
Diagnosis & Penatalaksanaan Ruptur Uterus
Ruptur uterus dibedakan dari dehisens. Ruptur uterus mengacu kepada pemisahan insisi uterus lama disertai ruptur mernbran janin sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum berhubungan. Seluruh atau sebagian dari janin atau plascnta menonjol ke dalam rongga peritoneum. Pada dehisens uterus, membran janin utuh dan janin atau plascnta, atau keduanya, tidak keluar ke dalam rongga peritoneum ibu. Pemisahan jaringan parut semacam ini sering disebut sebagai “jendela”.
Ruptur uterus umumnya bermanifestasi sebagai deselerasi denyut jantung janin. Kurang dari 10 persen wanita yang mengalami ruptur uterus mengalarni nyeri dan perdarahan sebagai temuan utama. Temuan klinis lain yang berkaitan dengan ruptur uterus adalah iritasi diafragma akibat hemoperitoneum dan tidak diketahuinya tinggi janin yang terdcteksi sewaktu pemeriksaan dalam. Beberapa wanita mengalami penghentian kontraksi setelah ruptur .
Penatalaksanaan ruptur uterus antara lain adalah sesar darurat atas indikasi gawat janin, terapi perdarahan ibu, dan perbaikan defek uterus atau histerektomi jika perbaikan dianggap tidak mungkin.
Sumber/Daftar Putaka : Obstetri Williams
Tinggalkan Komentar, Pesan dan Kritik (isi di ChatBox)
Tim AstalaVista Malangan - UraKom Karanganyar
Ruptur uterus dibedakan dari dehisens. Ruptur uterus mengacu kepada pemisahan insisi uterus lama disertai ruptur mernbran janin sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum berhubungan. Seluruh atau sebagian dari janin atau plascnta menonjol ke dalam rongga peritoneum. Pada dehisens uterus, membran janin utuh dan janin atau plascnta, atau keduanya, tidak keluar ke dalam rongga peritoneum ibu. Pemisahan jaringan parut semacam ini sering disebut sebagai “jendela”.
Ruptur uterus umumnya bermanifestasi sebagai deselerasi denyut jantung janin. Kurang dari 10 persen wanita yang mengalami ruptur uterus mengalarni nyeri dan perdarahan sebagai temuan utama. Temuan klinis lain yang berkaitan dengan ruptur uterus adalah iritasi diafragma akibat hemoperitoneum dan tidak diketahuinya tinggi janin yang terdcteksi sewaktu pemeriksaan dalam. Beberapa wanita mengalami penghentian kontraksi setelah ruptur .
Penatalaksanaan ruptur uterus antara lain adalah sesar darurat atas indikasi gawat janin, terapi perdarahan ibu, dan perbaikan defek uterus atau histerektomi jika perbaikan dianggap tidak mungkin.
Sumber/Daftar Putaka : Obstetri Williams
Tinggalkan Komentar, Pesan dan Kritik (isi di ChatBox)
Tim AstalaVista Malangan - UraKom Karanganyar
Diposting oleh
Rendra & Urakom
0 komentar:
Posting Komentar